Rizza
Mar’atus Sholikhah
Mahasiswa
S2 PGMI UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Tak semua peserta didik dapat terbuka pada
orang lain. Banyak peserta didik yang kesulitan dan takut mengungkapkan ide dan
perasaanny kepada guru dan orang tuanya. Ia cenderung takut salah atau tak
mempunyai kepercayaan diri. Selain itu anak-anak di sekolah dasar banyak mengalami kesulitan dalam mengarang.
Buku diary guru dan peserta didik hadir sebagai gagasan dan bentuk upaya untuk
membangun keterbukaan antara guru, siswa dan orang tua, meningkatkan kemampuan
menulis dan kepekaan sosial. Dengan diary ini, anak terlatih menulis, merangkai
kalimat dan mengungkapkannya dengan jujur dan percaya diri. Diharapkan anak tak
lagi merasa takut untuk mengungkap gagasan, perasaan dan cerita-ceritanya kepada
guru dan orang tua.
Kata kunci: Diary, Menulis, Terbuka
A. Pendahuluan
Anak-anak
yang duduk di usia sekolah dasar, baik di kelas rendah (1-3) atau kelas tinggi
(4-6) sudah menegenal tentang menulis meskipun banyak kalangan yang masih pro
dan kontra tentang mengajarkan membaca dan menulis pada anak usia
dini. Sebagian menyatakan bahwa membaca dan menulis pada usia anak sebelum
sekolah dasar berarti memaksakan anak untuk memiliki kemampuan yang seharusnya
baru diajarkan di sekolah dasar. Hal ini mengakibatkan waktu bermain, yang
seharusnya adalah aktivitas dominan di usia mereka akan berkurang atau bahkan
terabaikan, sehingga dikhawatirkan akan menghambat perkembangan potensi dan
kemampuan anak secara optimal dikemudian hari. Sebagian lain berpendapat,
tidak masalah mengajarkan membaca dan menulis sejak anak usia dini.
Biasanya yang memiliki pendapat untuk membolehkan anak diajarkan baca dan tulis
dilatarbelakangi agar anaknya tidak mengalami kesulitan ketika masuk sekolah
dasar. Tuntutan masuk ke sekolah dasar pada saat ini mensyaratkan
bahwa anak sudah mampu untuk membaca dan menulis.

Setelah
dapat membaca, anak akan lebih mudah dalam mengikuti langkah belajar
selanjutnya yakni menulis. Dalam pembelajaran di sekolah peserta didik
melakukan aktivitas menulis dalam banyak aspek, seperti menjawab pertanyaan dan
mengarang. Jika menjawab pertanyaan, anak-anak akan lebih mudah , karena jawabannya
sudah pasti pernah diungkapkan oleh guru sebelumnya, peserta didik hanya
membutuhkan jeda waktu untuk mengingat kembali penjelasan guru atau bacaan lalu
menyalinnya dalam baris jawaban, tapi tidak dengan mengarang atau membuat
karangan.